‘Roti Burger’ dari Langit


Air, serta semua molekul lain di alam, memiki sifat khas. Perubahan kecil pada sifat air yang telah sempurna di setiap rinciannya ini akan berdampak merusak bagi kehidupan. Marilah kita cermati satu saja di antaranya, yakni bentuk tetes air hujan.
Berlawanan dengan pemahaman umum, butir air hujan tidaklah turun dalam bentuk menyerupai tetesan air mata atau bentuk mirip buah salak. Nyatanya, tetesan air hujan berbentuk bulat saat baru saja jatuh meninggalkan awan. Untuk butiran air hujan berukuran kecil, bentuk bulat ini bertahan. Namun, untuk butiran lebih besar, semakin jatuh ke bawah, bentuknya berubah dan lebih menyerupai setengah bola pipih. Dalam bahasa Inggris penampakan ini biasa disebut hamburger-bun shape atau bentuk roti burger: rata di permukaan bawahnya dan melingkar di permukaan atasnya (lihat gambar). Perubahan bentuk ini akibat gaya tekan udara pada permukaan bagian bawah tetesan air hujan yang sedang jatuh ke bumi. Gaya tekan yang berlawanan dengan arah turunnya hujan menyebabkan ratanya permukaan bawah tetesan air hujan. Bentuk ini memperbesar gaya hambat sehingga memperkecil kecepatan jatuhnya air hujan. Rendahnya kecepatan jatuhnya ke bumi menghindari kerusakan hebat akibat tumbukan air hujan.

Tetesan air hujan tidaklah berbentuk sebagaimana tampak pada gambar di sebelah kiri. Tetesan air hujan berbentuk bulat bola saat baru saja jatuh meninggalkan awan. Untuk butiran lebih besar, semakin jatuh ke bawah, bentuknya berubah dan lebih menyerupai bentuk roti burger: rata di permukaan bawahnya dan melingkar di permukaan atasnya. (lihat gambar sebelah kanan, tanda panah menunjukkan arah aliran udara yang dilalui air hujan yang turun ke bumi).  Perubahan bentuk ini diakibatkan gaya tekan udara pada permukaan bawahnya. Gaya tekan ini bisa mengakibatkan butiran air hujan berukuran besar pecah menjadi butiran yang lebih kecil. Pada keadaan yang sebenarnya, setetes air hujan mengalami perubahan bentuk dan ukuran selama perjalanannya dari awan ke bumi. Ini salah satunya akibat tumbukan dengan butiran air hujan lainnya.

Uraian singkat di atas sudah cukup menyiratkan bahwa hujan bukanlah sekedar air yang turun dari langit begitu saja. Segala yang berkaitan dengan air hujan, bahkan bentuk butirannya sekalipun, diperhitungkan cermat dan dirancang khusus. Air tidaklah ada begitu saja tanpa tujuan, tanpa arahan. Sebaliknya seluruh bagian terperinci air, bahkan seluruh isi alam semesta beserta seluk-beluknya yang terkecil, telah diciptakan secara sempurna oleh Sang Pencipta dengan tujuan menopang kehidupan. Fisikawan Inggris John Polkinghorne menyimpulkan:

Ada kesadaran dan tujuan di balik alam semesta. Banyak petunjuk tentang keberadaan ilahiah ini dalam bagaimana matematika abstrak bisa menembus rahasia-rahasia semesta, yang mendorong kesimpulan bahwa sebuah kecerdasan yang nalar menciptakan dunia. Alam ditata dengan sangat teliti agar memungkinkan munculnya kehidupan dan kesadaran. (“Science Finds God”, Newsweek, 27 Juli 1998)



EmoticonEmoticon